[TOPIK 2] AKSI NYATA : PERSPEKTIF SOSIO KULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA

 

  • ·         Mulai Dari Diri :

Apa yang anda pikirkan tentang topik ini sebelum memulai proses pembelajaran?

            Pemikiran awal saya sebelum menerima pembelajaran mata kuliah ini adalah berkaitan dengan mengenali latar belakang siswa, menurut saya mengetahui latar belakang peserta didik cukup dengan penelitian mendalam terhadap kegiatan belajar antara guru dan siswa didalam kelas sehingga saya sebagai guru dapat menentukan rancangan pembelajaran yang baik dan sesuai dengan kebutuhan siswa tersebut. Serta saya memiliki pemikiran apabila perbedaan kemampuan peserta didik dalam menerima materi dapat diatasi dengan penggunaan media dan pembelajaran yanag tepat sehingga dapat mengatasi adanya perbedaan tersebut.   

  • ·         Eksplorasi Konsep :

Apa yang anda pelajari dari konseo yang anda pelajari dalam topik ini?

Berdasarkan pemikiran awal saya sebelum menerima pembelajaran pada mata kuliah ini, saya mendapatkan banyak pemahaman baru yang juga memperbaiki pemikiran awal saya khususnya tentang mengenali latar belakang peserta didik. Dalam pembelajaran pada topik ke dua ini dijelaskan bahwa terdapat satu pandangan tentang mengenali latar belakang peserta didik yaitu SES (Status Sosio Ekonomi), dalam konsep SES ini disebutkana bahwa terdapat perbedaan pemahaman peserta didik bukan hanya disebabkan oleh hal dalam diri peserta didik namun juga dapat disebabkan melalui lingkungan sekitar bahkan keluarga peserta didik. Peserta didik yang berasal dari keluarga dengan SES rendah memiliki keterbatasan untuk mengembangkan kemampuan dirinya karena keluarga yang kurang memberikan fasilitas dan keleluasaan kepada peserta didik tersebut, sedangkan pesertaa didik yang berasal dari keluarga dengan SES tinggi akkan memiliki keleluasaan dan fasilitas yang lebih baik karena keluarga yang sudah mampu mencukupi kebutuhan peserta didik dalam mengembangkan dirinya. Dengan adanya konsep SES ini bertujuan untuk mengintegrasikan literatur mengenai interaksi orang dewasa kepada anak, menghubungkan faktor yang berhubungan dengan SES dengan perbedaan dalam sosialisasi.  Selain dalam faktor keluarga SES juga menunjukkan bahwa interaksi yang dilakukan anak dengan lingkungan sekitar akan sangat mempengaruhi perilaku anak sebagai peserta didik, interaksi yang dilakukan secara terus menerus dengan lingkungan sekitar kemudian akan menjadi perilaku anak sebagai masyarakat maupun peserta didik.

Selain konsep SES dalam topik dua ini juga diberikan pemahaman mengenai konsep CHAT (Cultural Historical Activity Theory) dalam menentukan peran guru kepada peserta didik di sekolah. Berdasarkan konsep CHAT ini guru berperan sebagai pendamping peserta didik dalam memanfaatkan segala potensi dalam dirinya, CHAT dicirikan oleh perkembangan dan analisis sosial tindakan manusia yang umumnya dimediasi oleh alat budaya yang berbeda. CHAT sangat penting karena dalam memahami hubungan apapun seperti SES dan pengembangan, analisis historis dan dinamis diperlukan tidak hanya dari individu, tetapi juga pengaturan aktivitas dimana individu berinteraksi.

  • ·         Ruang Kolaborasi :

Apa yang anda pelajari lebih lanjut bersama rekan-rekan anda dalam ruang kolaborasi?

Dalam ruang kolaborasi kami mempelajari untuk mengenali pengaruh ekonomi, sosial, politik, serta budaya dalam cerita yang ada di buku yang telah ditentukan. Mengetahui faktor penting yang memppengaruhi pengadaan pembelajaran dalam sebuah latar cerita. Setelah menentukan faktor-faktor tersebut kemudian kami memberikan pemikiran kami mengenai apa yang akan kami lakukan ketika berada dalam sebuah peristiwa tersebut selain apa yang dilakukan oleh pengajar dalam cerita tersebut. Salah satu cerita yang cuukup berkesan adalah cerita dalam buku Literasi Dasar : Setan Bermata Runcing. Dalam buku tersebut mengisahkan perjuangan seorang guru yang mengajar anak-anak daerah rimba, terdapat perbedaan ras di desa dalam pulau Sumatera. Murid merupakan anak-anak yang lahir dan tumbuh di lingkungan rimba. Karena latar belakang tersebut, mereka dibenci masyarakat yang berbeda ras dengan mereka. Kebencian tersebut dikarenakan mereka yang tidak memiliki agama, memakan babi dan ular serta tidak memakai baju. Permasalahan tersebut menjadikan pemikiran guru berubah dalam menjalankan sekolah rimba yang awalnya mengedepankan baca-tulis menjadi bagaimana cara untuk menanamkan rasa bangga dengan diri sendiri.

Guru memulai misinya dengan terus menggali informasi dari masyarakat dan cerita inspiratif, misi tersebut bertujuan untuk merekatkan rasa cinta budaya tanah kelahiran sehingga setelah mendapatkan ilmu baru kita tidak akan meninggalkan identitas asli dari tanah kelahiran tersebut. Seiring berjalannya waktu guru menerapkan langkah untuk meraih tujuannya tersebut :

1.      Proses berteman dan mencoba membangkitkan rasa bangga diri

Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menjadi gurunya melalui pertanyaan menebak nama-nama barang dan sengaja menyebut kata yang salah. Pada saat pulang dari sekolah rimba si anak yang selalu membenarkan kosa kata guru bercerita dengan bangga melalui kejadian tersebut.

2.      Proses mengenal subjek dan memahami konteks : harus rendah hati

Budaya masyarakat rimba yang dibilang sangat berbeda dengan masyarakat perkotaan seperti laki-laki hanya memakai cawat, perempuan yang tak menutup dadanya dan memakai kemben sepinggang. Walaupun di dalam rimba namun permasalahan akan selalu ada dimana setiap orang berkumpul disana, seperti warga rimba yang saling mengadu tentang penjualan wilayah. Namun terdapat sebuah keunikan dimana pendapat “wajar” jika didalam rimba terdapat budaya seperti yang telah disebutkan diatas karena memang sesuai dengan kondisi alam seperti penggunaan sepatu mendaki yang kurang efektif karena wilayah hutan yang terdiri dari sungai dan tanah basah sehingga berjalan tanpa alas kaki akan lebih efektif. Serta para perempuan yang menggunakan kemben sepinggang karena mereka yang cukup sering melahirkan dan harus menyusui sehingga memakai kemben hanya sebatas di pinggang.  

3.      Apakah masyarakat rimba perlu baca tulis?

Karena wilayah tempat tinggal mereka yang berada di dalam hutan menjadikan mayoritas masyarakat rimba buta huruf, banyak sekali kejadian tak mengenakan karena mereka yang buta huruf seperti dicurangi pedagang saat menimbang barang yang ingin mereka jual kepada pengepul mereka memberitahukan bahwa angka 8 itu adalah angka 7 dan terkadang menyebutnya 6. Masyarakat rimba yang tak mengerti hanya bisa menerima saja, serta sifat masyaraat rimba yang juga tidak bisa berhitung menjadi kendala bagi pedagang jujur karena mereka yang jujur dituduh menipu masyarakat rimba karena kebiasaan masyarakat rimba untuk membeli barang satu persatu sehingga menjadikan pelayanan semakin lama. Masalah yang paling besar pernah disaksikan gentar, mereka didatangi orang yang membawa surat kepada pemangku adat berkata bahwa beliau harus memberikan cap jempol pada surat itu karena akan mendapat hadiah berkat nenek moyang yang telah menjaga hutan namun yang terjadi setelahnya adalah mereka datang dengan buldoser untuk menebang hutan menjadi perkebunan berbekal surat yang sudah ada cap jempol pemangku adat. Masalah lain juga pernah terjadi ketika masyarakat rimba terkena wabah penyakit, mereka bersama berobat ke bidan dan ternyata mereka mempunyai sakit yang berbeda beda, namun karena buta huruf mereka hanya percaya jika mengkonsumsi obat lebih dari dosis yang dianjurkan maka mereka akan cepat sembuh sehingga mereka mengalami teler karena konsumsi obat berlebih bahkan bertukar obat dengan orang yang tidak memiliki sakit yang sama.

Orang rimba sangat butuh keterampilan baca tulis walaupun mereka menganggap bahwa pensil adalah setan bermata runcing karena dengan keterampilan tersebut dapaat menjadikan mereka manusia yang jahat seperti setan serta akan membohongi orang-orang yang buta huruf. Pandangan tersebut telah melekat dalam diri orang rimba sehingga mereka selalu diam saja apabila ada permasalahan karena kurangnya kemampuan baca tulis. Guru tidak putus asa menghadapi pemikiran orang rimba terhadap kemampuan baca tulis, cara yang digunakan beliau adalah dengan menunjukan kesaktian baca tulis kepada anak-anak rimba. Beliau mencatat sekitar 30 nama beserta ciri khas setiap anak sehingga dapat mengabsen satu persatu, ketika anak rimba menyanyikan lagu tradisional mereka, guru merekam kemudian menuliskan syair dalam catatannya sehingga keesokan harinya guru dapat menyanyikan lagu tersebut. Hal itu membuat anak-anak takjub dan bertanya bagaimana bisa menghafal lagu dalam semalam, kemudian guru menunjukan catatan nya. Dengan cara tersebut berhasil mencuri perhatian beberapa anak dan sisanya memilih kabur karena menganggap itu adalah setan yang bisa mencuri ilmunya.

4.      Mulai baca tulis

Melalui pendekatan tersebut ternyata banyak anak yang tertarik untk sekolah dan belajar membaca, guru diberikan waktu satu bulan oleh ketua adat untuk melatih anak-anak membaca. Jika satu bulan sudah bisa membaca akan diperbolehkan untuk melakukan kegiatan sekolah seterusnya. Kegiatan belajar membaca tentu dengan mengenalkan dulu huruf abjad. Guru mengenalkan huruf yang dikaitkan dengan keadaan sekitar seperti b untuk betina bunting (perempuan hamil), c untuk cacing. Dengan begitu mereka akan lebih mudah mengingat karena contoh yang disebutkan ada disekitar anak rimba. Ketika ada huruf yang tidak dapat ditemukan contoh nya maka guru mengajarkan dengan bentuk huruf yang menyerupai benda, seperti huruf j yang menyerupai kail, e yang menyerupai tombak bermata 3. Kemampuan anak rimba untuk mengingat huruf sangat cepat karena mereka merupakan masyarakat bertradisi lisan sehingga mengingat semua dalam pikiran kemudian disebar melalui perkataan karena tidak ada tulisan.    

  • ·         Demonstrasi Kontekstual :

Apa hal penting yang Anda pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang Anda jalani bersama kelompok (bisa tentang materi, rekan, dan diri sendiri)?

Hal penting yang saya pelajari melalui tahapan demonstrasi kontekstual bersama rekan kelompok saya adalah pengetahuan tentang bagaimana mengetahui dan memahami latar belaang peserta didik yang berasal dari masyarakat dan lingkungan sekitar, serta dampaknya kepada diri mereka. Bagaimana keterkaitan antara faktor ekonomi, sosial, budaya, dan politik dalam pengadaan pendidikan di suatu daerah tertentu sehingga dapat memberikan kualitas pendidikan yang baik

  • ·         Elaborasi Pemahaman :

Sejauh ini, apa yang sudah Anda pahami tentang topik ini? Apa hal baru yang Anda pahami atau yang berubah dari pemahaman di awal sebelum pembelajaran dimulai ? Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?  

Perubahan pemahaman yang terjadi pada diri saya merupakan hal baru yang penting pada tahapan ini, pemahaman awal yang saya peroleh adalah mengetahui latar belakang peserta didik cukup dengan penelitian mendalam terhadap kegiatan belajar antara guru dan siswa didalam kelas sehingga saya sebagai guru dapat menentukan rancangan pembelajaran yang baik dan sesuai dengan kebutuhan siswa tersebut. Dengan adanya materi yang disampaikan pada topik dua ini khususnya SES dan CHAT, saya mengalami perubahan pemikiran bahwa ternyata latar belakang siswa dalam memiliki kemampuan belajar tidak hanya berasal dari dalam diri mereka sendiri namun juga dapat disebabkan dari berbagai hal disekitar mereka. Begitu pula dengan penyelesaian dari setiap permasalahan yang menjadi latar belakang siswa tidak bisa diselesaikan dengan penggunaan media dan pembelajaran yang tepat saja namun diperlukan observasi mendalam agar pembelajaran dapat benar-bennar bermakna kepada setiap peserta didik. Saya ingin mempelajari lebih lanjut mengenai bagaimana penerapan dan batasan pada penggunaan konsep SES dan CHAT dalam kegiatan pembelajaran?.

  • ·         Koneksi Antar Materi :

Apa yang Anda pelajari dari koneksi antar materi baik di dalam mata kuliah yang sama maupun dengan mata kuliah lain? 

Terdapat beberapa persamaan mengenai pembelajaran topik ke dua ini dengan beberapa mata kuliah sebagai berikut :

1.      Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya : memiliki persamaan yaitu sangat memperhatikan latar belakang peserta didik dalam merancang sebuah pembelajaran sehingga pembelajaran tersebut dapat terlaksana dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.

2.      Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif :  persamaannya adalah memberikkan pemahaman kepada calon guru bahwa selalu terdapat perbedaan pada latar belakang peserta didik sehingga hal tersebut harus dijadikan acuan dalam merancang sebuah asesmen yang efektif untuk memberikan dampak langsung kepada peserta didik dalam kegiatan belajar yang mereka laksanakan.

3.      Filosofi Pendidikan Indonesia : persamaannya adalah penyelenggaraan pendidikan yang inklusif akan sangat berpengaruuh pada perkembangan peserta didik karena tidak adanya perbedaan perlakukkan pada setiap peserta didik walaupun memiliki latar belakang yang berbeda-beda.

  • ·         Aksi Nyata :

Apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan Anda sebagai guru? Bagaimana Anda menilai kesiapan Anda saat ini, dalam skala 1-10? Apa alasannya? Apa yang perlu Anda persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal? 

Pembelajaran pada topik dua ini sangat bermanfaat bagi saya, perubahan pemikirana yang semakin baik saya rasakan setelah menerima pembelajaran pada topik ini serta saya mendapatkan wawasan yang lebih luas mengenai kemampuan untuk mengenali latar belakang siswa, saya sangat ingin menjadi guru yang bukan hanya menyampaikan materi namun saya juga bisa mendidik semua siswa mengenai perilaku yang baik sebagai bekal mereka dalam bermasyarakat dikemudian hari dan melalui pembelajaran ini saya mendapat banyak bekal dalam mencapai tujuan tersebut.

Sampai saat ini saya berada pada persiapan 7/10 dalam menjadi seorang guru, tahapan tersebut saya raih melalui mengikuti kegiatan pembelajaran, pengaplikkasian pemahaman melalui program PPL, memperbanyak wawasan melalui kegiatan perkuliahan maupun sumber belajar, dan akan semakin baik seiring dengan berjalannya waktu.

Persiapan lebih lanjut yang saya inginkan dalam mencapai 10/10 dalam kesiapan saya menjadi seorang guru selain dengan rajin mengikuti perkuliahan dan menerima materi, saya ingin selalu berusaha untuk menerapkan pemahaman yang saya dapatkan dalam segala kesempatan. Karena sebuah kemampuan tidak bisa hanya diketahui namun juga harus diaplikasikan khususnya kemampuan dalam menjadi seorang guru.

Comments